Arian13 ; Mr.Tambourine Man

by


Barusan flash disk lawas saya tiba tiba nonggol kolong meja setelah bertahun tahun ketika saya bersih bersih kamar, Exited sih tapi lebih exited lagi liat konten konten di dalamnya, ada lagu dan beberapa artikel yang menarik untuk di simpan, saya akan upload ke blog biar mudah liat liatnya, oke silahkan di check, interview Arian 13 yang pernah di posting Apokalip webzine(RIP) akan jadi konten pertama. yang lain menyusul di postingan selanjutnya.


Apokalip baru saja berbincang melalui surat elektronik dengan Arian Arifin a.k.a Arian13. Yah, penyanyi band rock yang identik dengan gambar serigala itu – juga seorang tukang gambar, kolektor rekaman, bisnismen, dan entah apa lagi profesinya. Jujur, kami sebenarnya gak tahu musti bertanya apa lagi. Yang kami tahu pria ini selalu punya jawaban yang unik dan mengejutkan. Tidak melulu soal musik atau band-nya saja. Makanya ada pertanyaan tentang toko musiknya, film Star Wars, sepeda
gunung, atau bahkan piala dunia. Dia pun meracau soal Chrisye, Lisa Rumbewas, Asbak, suporter bayaran, hingga tambourine dan permen. Well, jika tidak dibatasi, perbincangan ini mungkin tidak akan pernah selesai. Atau semestinya pria ini mulai dipaksa untuk tutup mulut dan biarkan fokus dalam menggambar saja?!…


Janjinya tahun kemarin Seringai mau merilis DVD? Tapi sampai sekarang kok belum keluar?
 Iya. Karena lambat! Doooooommm…

Seberapa sibuk para personil Seringai sekarang?
 Sibuk sekali, maklumlah, bisnis kapal tanker kami memang menyita waktu.

DVD musik apa yang terakhir kali kamu tonton?
 Lupa. Mungkin DVD Blue Cheer live. Ketiduran. Daripada DVD lebih sering nonton di YouTube sih.

Siapakah band Indonesia yang menurut anda sudah seharusnya merilis DVD dokumenter tentang histori band-nya?
 Harus band? Musisi/seniman saja ya, Benyamin S.

Anda masih suka menggambar?
 Yes. Tadinya interview ini mau gue jawab dengan gambar saja.

Ada proyek artwork apalagi sekarang?
 Masih merchandise, dan proyek pribadi saja.

Pameran atau eksibisi, mungkin…
 Belum tahu, tapi pengen ke arah sana, solo exhibition.

Jika disuruh untuk bikin satu paket artwork untuk sebuah album rekaman, kira-kira album-nya siapa yang kamu harapkan?
 Fucked Up, Pissed Jeans, Mazzy Star!…

Dan anda mau melakukannya secara gratis tanpa upah?
 Mungkin iya, mungkin tidak. Kalau bisa ada reward-nya, kenapa tidak.

Anda sudah mendengarkan album terbaru milik Converge?
 Ya, suka. Mereka sudah berkembang pesat. Mungkin fans Converge era album awal-awal tidak akan suka sih, tapi kalau gue pribadi, suka. Tapi gue lebih suka Vans sih daripada Converse. *lho!*

Siapakah rookie Relapse Records yang paling keren dan jadi favorit anda?
 Howl!

Oya, gimana kabar Howling Wolf?
 Howling Wolf? It’s all good, busy doing this and that for the store.

Udah balik modal sekarang? Berapa sih omzet-nya perhari?
 Belum, sewa tempatnya cukup mahal. Maklum, Jakarta, segala sesuatu mahal. Omzet perhari ada, tapi weekend seperti biasa lebih besar.

Siapa saja scenester, musisi atau tokoh yang paling sering belanja di Howling Wolf?
 Hmm. Nggak ada yang paling sering sih. Kalau scenester sih jarang keliatan kali ya. Yang datang biasanya fans musik atau fans band tertentu. Mungkin Rizky Gigantor dan Uri Ghaust cukup sering mampir ke took. Kadang belanja, kadang juga menitip barang. Kalau menurut anak buah gue, Chrisye dan Suzanna suka mampir, sayangnya gue nggak bisa lihat.

Berapa rupiah rekor pembelian untuk satu orang konsumen saja di Howling Wolf?
 Tidak terlalu ingat, tapi kayaknya ada yang pernah membeli sampe di atas satu juta rupiah.

Eh siapa itu namanya sepeda anda?
 Vlad The Impaler! Jenisnya Dirt Jump Mountain Bike. Merknya macam-macam, karena membangun satu-satu.

Mengapa anda bersepeda?
 Karena tidak pernah berolahraga dan digunakan sebagai transportasi untuk daerah Jakarta Selatan.

Sehari-hari, dipakai ke mana saja sepeda itu?
 Mall-mall doooong. Tapi ternyata para wanita tidak terlalu impressed dengan pria di atas sepeda. Ferrari lebih menyita perhatian, ternyata.

Oya, apa itu tulisannya yang di frame sepeda?
 “This Machine Kills Fascists”.

Anda sendiri yang bikin tulisan itu? Apa maksudnya?
 Yes. Artinya, “Hari ini bayar, besok gratis!”…

Film apa yang terakhir anda tonton dan tidak suka?
Air Terjun Pengantin. Tertipu oleh cleavage mengkilat Tamara Blezinsky dan Tyas Mirasih. Brengsek.

Jika ada soundtrack versi metal untuk film Star Wars, kira-kira band apa saja yang anda rekomendasikan untuk ada di dalamnya?
 Iron Maiden dan The Iron Maidens!

Siapa karakter Star Wars yang paling mendekati imej anda?
 Gue pengen bilang Boba Fett, tapi kayaknya yang lebih mendekati adalah C-3PO. Karena cerewet dan sering nyusahin.

Anda sudah menonton film Inglorious Basterds?
 Sudah dan suka. Christoph Waltz mainnya keren abis.

Apa film karya Quentin Tarantino lainnya yang anda suka?
Maju Kena Mundur Kena…

Apakah anda juga mengikuti film Indonesia? Sang Pemimpi? Suster Keramas?
Sang Pemimpi iya, Suster Keramas belum. Gue suka menonton film horor kancut lokal.

Sebutkan apa saja Top 5 Film Indonesia sepanjang masa versi anda?
Langitku Rumahku, Apanya Dong, Sundel Bolong, Laskar Pelangi, Rumah Dara. Haha. Gue lagi nggak kepikiran sih sebenarnya…

Anda ada di mana ketika mendengar kabar Ucok AKA meninggal?
 Lupa.

Apakah anda pernah bertemu dengan beliau?
 Tidak, rasanya.

Jika tidak, apakah anda menyesal belum pernah bertemu dengan beliau?
 Tidak terlalu juga, toh nanti akan bertemu juga…

Dari sekian banyak konser band asing yang direncanakan datang tahun ini, mana yang paling anda tunggu penampilannya? Bagaimana dengan 311?
 Mono dari Jepang. Kabarnya mereka akan datang lagi. Gue nggak terlalu mengikuti 311, cewek gue yang suka banget. Mungkin Amon Amarth kalau mereka jadi. Kemarin pengen nonton Tata Young di Grand Mulia pas tahun baru, tapi sang pacar tidak tertarik. Gagal deh.

Apa pelajaran yang bisa anda petik dari bekerja di majalah Trax?
 Majalah musik itu susah sekali jualannya.

Kalau dari majalah Playboy?
 Majalah lifestyle pria dewasa itu jauh lebih mudah untuk dijual. Dan pastinya, orang-orang hipokrit lebih mudah dikenali. Haha.

Apakah anda berniat untuk terjun kembali ke industri media?
 Iya. Karena rindu saja, dan ingin bertemu orang-orang baru.

Jika iya, masihkah di media musik, atau melirik jenis media yang lain?
 Tidak. Kalau tidak majalah lifestyle pria dewasa, mungkin majalah seperti National Geographic. Atau lebih baik di tabloid esek-esek sih, pasti seru. Kalau di majalah seperti Sabili, kayaknya gue bakal cepet dipecat deh.

Jika anda dibiayai untuk bikin media musik sendiri, kira-kira akan seperti apa style dan content-nya?
 Mungkin bukan media musik, tapi mending majalah lawak seperti Mad Magazine. Kayaknya di Indonesia segala sesuatu bisa jadi lawakan.

Lalu siapa yang akan anda wawancarai untuk pertama kali di edisi perdana?
 Martha Christina Tiahahu!…

Apakah anda pernah diminta menuliskan lirik untuk musisi lain?
 Pastinyaaaaa!

Jika pernah, untuk siapa?
 Chrisye, lagu Ku Kan Kembali, untuk upcoming album Dunia Lain.

Bagaimana menurut anda soal wawancara Melody Maker di situs Metal Maniacs?
 Lucu interview-nya, dan lucu tanggapan-tanggapannya. Hanya melihat sekilas, buang-buang waktu juga kalau dibaca sampai akhir. But seriously, memberi nama ‘Melody Maker’ sebagai nama band itu seperti memberi nama ‘Asbak’ pada sebuah band pop.

Bagaimana dengan kontroversi, komentar, dan kritik yang ada di forum wawancara tersebut?
 Buang-buang waktu, mending nonton ibu-ibu muda main voli di halaman depan. Mantap.

Rilisan album dari siapa yang ingin anda dengarkan tahun ini?
 Katy Perry, High On Fire dan Seringai.

Apakah anda berniat mengajak musisi lain di album Seringai selanjutnya?
 Kalau untuk menyumbangkan skill mereka, tidak. Tapi gue akan mengajak musisi seperti Nuri Shaden untuk membayari rekaman kami. Eh, vokalisnya Wong siapa ya namanya?

Pernahkan anda berpikir untuk membuat album Serigala Militia dalam versi lain? Elektronik, techno, reggae, atau strings misalnya?
 Nggak. Dulu buat lucu-lucuan sempat pengen bikin versi karaoke-nya. Tapi eh, ternyata di Inul Vista sudah ada duluan versi karaoke-nya!

Saya ingat, anda yang bikin ilustrasi gambar Gus Dur untuk majalah Rolling Stone…
 Seharusnya tidak seperti itu. Desain awalnya adalah fotografi dari gambar itu yang di-print banyak, dan dibuat seolah itu poster kampanye di pinggir jalan. Rupanya bos Rolling Stone lebih suka dengan gambar itu dan memakainya.

Anda masih ingat musik apa yang anda putar saat menggambar ilustrasi itu?
 Gue kalau menggambar tidak mendengarkan musik, tapi justru memainkan musik. Biasanya gue menggambar sambil main gitar.

Gambar itu bisa jadi makin berharga dan klasik ya semenjak Gus Dur meninggal?
 Nggak juga sepertinya. Belum ada yang menawar apapun tuh buktinya. Haha!

Siapakah pemilik hak atas ilustrasi itu? Bagaimana menurut anda jika gambar itu dijadikan merchandise kaos, stiker, emblem, atau mug?
 Ya gue lah. Hmm. Tidak akan terlalu bagus. Soalnya tidak sesuai rencana awalnya kan.

Seberapa antusiasnya anda pada gelaran Piala Dunia 2010?
 Antusiasnya nanti saja kalau sudah ada semifinal dan nonton barengan. Lebih rame begitu, dan dengan beer.

Siapa tim favorit yang anda jagokan jadi juara?
 Tidak mengikuti, siapa saja gue sih. Yang penting semifinal dan final ketawa-ketawa. Gue suporter bayaran!

Mana yang paling keren antara Death Magnetic versus EndGame menurut anda?
 Gue nggak mendengarkan Death Magnetic, sudah tidak percaya dengan Metallica. They’ve already lost their metal passion, me thinks. Kalo EndGame gue lumayan suka.

Siapakah di antara ‘tri-tunggal’ Mastodon, Kylesa dan Baroness yang paling anda puja?
 Dipuja tidak, tapi didengarkan secara sering, ya ketiganya. Mungkin Mastodon yang paling sedikit didengarkan kalau mau dibandingkan. Gue lebih suka album baru Kylesa dan Baroness.

Apa kebiasaan anda sesaat setelah bangun tidur? Baca koran? Minum kopi? Atau…
 Menatap records dan memutar musik, lalu bernyanyi di depan kaca sambil seolah-olah beraksi di panggung.

Apa saja makanan atau nutrisi anda menjelang tidur?
 Permen!

Anda pernah mencoba Dodol Aceh yang konon mengandung ganja? It’s kicked ass!
 ’It’s kicked ass’, maksudnya? Hehe. Tidak pernah, nggak suka dodol juga. Ganja kalau buat tidur atau nonton film horor atau komedi, boleh lah. Kalau air zam-zam Aceh mengandung ganja juga tidak? Seperti jus ganja begitu kali ya?…

Oya, apakah anda masih siaran di radio?
 Tidak.

Kenapa gak bikin program siaran radio sendiri? Semacam Peel’s Session misalnya…
 Tidak ada yang tertarik juga. Radio di Jakarta itu lebih apa ya, ke bisnis, market-nya harus menguntungkan. Radio-radio di kota lain justru lebih bebas, gue rasa.

Anda dulu pasti pendengar radio GMR di Bandung…
 Tidak terlalu, karena penyiar GMR suka salah nyebut nama band yang gue suka, atau informasi yang disampaikan juga salah-salah. Gue rasa GMR adalah radio rock yang punya kesempatan bagus untuk mengembangkan scene rock local. Sayangnya dikelola secara buruk dan akhirnya tutup. Plat-platnya sampai dijual-jualin begitu, miris. At keast, gue kebagian sedikit…

Ada yang penasaran, kenapa anda belum memacari seorang artis?
 There will be only one troublemaker in this ship. And that’s going to be me. Haha!

Jika disuruh memilih, siapakah artis nasional yang ingin anda pacari hari ini?
 Bagaimana kalau atlit nasional saja ketimbang artis? Lisa Rumbewas!

Siapakah band yang namanya enggak banget hari ini?
 Asbak?… [damn, kenapa bukan The Arians?! –Ed.]

Apakah album guilty pleasure anda akhir-akhir ini?
 Duh apa ya? Kayaknya sedang tidak ada deh. Terakhir gue suka albumnya Katy Perry. Tapi ya itu, gue tidak merasa ’guilty’ juga.

Anda masih satu kost ama Soleh Solihun [editor Rolling Stone Magz]? Apa yang biasa dia lakukan di kamarnya jika sedang sendiri?
 Tidak. Menonton TV atau DVD, membaca buku-buku tentang Rolling Stones, Iggy Pop atau Johnny Cash, atau menelfon pacarnya via Esia. Murah, katanya.

Dia pernah merepotkan kamu di tempat kost itu? Pinjam handuk atau minta odol, misalnya…
 Enggak. Yang ada gue yang merepotkan dia: minta diantar ke ICU karena perut gue sakit dan rasanya mau mati…

Apa musik atau lagu paling aneh yang pernah anda dengarkan dari kamar Soleh?
 Seharusnya elo bertanya kepada Soleh pertanyaan yang sama, tapi musik dari kamar gue!

Apakah ada masa di mana anda merasa muak dan malas untuk menyetel musik?
 Ada! Ketika shalat tarawih, karena pasti dimarahin.

Sebenarnya, adakah instrumen musik yang anda kuasai?
 Ada. Tambourine tapi masih suka off beat. Kalau tidak, ya main gitar sambil menggambar!

Kapan dan di acara apa penampilan terakhir anda sebagai DJ?
 Kalau tidak salah saat launching album Getah yang terakhir di sebuah bar di Kemang.

Apa yang anda mainkan saat itu?
 Apa ya, Taint, Mammatus, Electric Wizard, Devastation, Avail, The Cult, Death In June, dan banyak lagi…

Seperti apa seharusnya konser reuni Puppen menurut anda?
 Hanya Marcell pada drum, dan sisanya bukan personil asli Puppen!

Apa yang anda lakukan agar konser Seringai selalu berbeda dari sebelumnya?
 Mulai meminjam kostum Project Pop!

Kapan Seringai akan manggung lagi di kota Malang?
 Kalau ada yang cukup gila untuk mengundang kami lagi ke sana!

Selain serigala, kira-kira imej binatang apa yang sangat mewakili pribadi anda?
 Meerkat atau flamingo.

Okay that’s all. Many thanks and very cheers!
 Kok udahan?…

Ngngng, sebab pembaca sudah mulai murka dan senewen gara-gara interview ini
Lain waktu lagi ya, tapi mungkin juga tidak. Please never waits!…

[smck]
Penulis memutar albumnya Lenka ketika menyusun skrip wawancara ini, dan mendengarkan lagu-lagu lama Iwan Fals saat mengedit hasilnya [yang agak telat dikirimkan karena lupa, katanya]. Demi obyektifitas, penulis juga tidak termasuk pelanggan setia Howling Wolf kok…