Pencerahan dari media murahan
by Unknown
berumur setengah baya yang memberi jawaban lain dari mayoritas warga yang di mintai keterangan. Seorang reporter menanyakan "apa upaya yang ibu lakukan untuk mengusir ulat-ulat itu untuk tidak masuk ke rumah ibu?" lalu si ibu menjawab "wah saya biarin aja mas,paling saya bikin sajen dan berdoa supaya wabah ini cepat selesai, gag saya bakar atau kasih racun. Takut kualat saya mas(dengan logat jawa),bagaimana pun juga dia juga makhluk ciptaan tuhan".. Ibu itu mengajarkan cara paling bijak dan manusiawi dalam menghadapi wabah. Kata2 itu tidak muncul dari seorang ketua RT RW Kepala desa setempat sampai Gubernur ,yang derajatnya di atas ibu tersebut.. Ibu itu mengajarkan mencintai sesama makhluk ciptaan tuhan. Walau menyusahkan sekalipun. Terkadang perbuatan seperti membuat sajen di anggap musyrik, berpaling dari tuhan dan kepercayaan kuno.. Ibu itu lebih mulia dari kaum fasis yang membawa atribut agama tapi ujung-ujungnya membunuh dan jatuh korban jiwa. Yang harus di garis bawahi adalah,ketulusan hati ibu tersebut menemui tuhan dan meminta..bukan dari cara dia menemui tuhan.. Terkadang kita di pusingkan dengan cara atau bisa kita sebut agama sehingga membuat kita lupa tujuan awal kita, tuhan itu sendiri. Ada juga pemahaman,seakan-akan tuhan itu sepaket dengan agama, kalo mau bertuhan harus beragama. Jadi salam hormat buat kalian yang memilih memerdekakan diri dari hiruk pikuk
Kristanto Singkek